Kamis, 20 Agustus 2020

Guru Darurat

Kegiatan belajar mengajar memang harus terus berlangsung selama Covid-19 ini terjadi. Pemerintah

guru darurat
menganjurkan untuk kegiatan belajar mengajar sekolah diubah menjadi secara online. Banyak sekolah yang meliburkan siswanya serta mulai mencoba metode pembelajaran baru. Di mana guru menyampaikan materi dan memberikan tugas secara online. Siswa pun diberi tenggat waktu untuk mengumpulkan tugas-tugasnya. Hal tersebut memang terlihat efektif untuk mencegah penyebaran Covid-19, tapi tidak semuanya itu efektif untuk siswa.

            Ada beberapa hal yang menurut pengajar (guru) harus disampaikan dengan tatap muka. Tidak bisa dilakukan secara online. Hal tersebut juga menjadi kendala di beberapa daerah yang minim jaringan internet dengan latar belakang siswanya yang kurang mampu juga untuk membeli kuota internet atau tidak memiliki smartphone. Dengan kondisi yang minim di beberapa daerah tersebut munculah guru darurat. Guru darurat ini berperan untuk mengunjungi siswanya di rumah, bahkan ada siswa yang seperti belajar kelompok dan guru pun hadir disitu. Guru-guru darurat tersebut lahir dari inisiatif masing-masing pribadi karena peduli kondisi siswanya yang sangat perlu belajar namun sangat tidak memungkinkan secara online.

            Guru darurat yang muncul di beberapa daerah di Indonesia tidak memusingkan lagi akan biaya lebih yang harus dikeluarkan untuk mengunjungi siswanya. Tujuan mereka hanya satu, supaya setiap siswanya dapat menimba ilmu dan tak tertinggal dengan yang lain. Seperti halnya guru-guru darurat yang muncul karena kepedulian mereka terhadap siswa, hidup kita sekarang ini seharusnya juga seperti guru darurat tersebut. Di tengah pandemi yang mewabah di seluruh dunia, kita harus memiliki kepedulian yang tinggi. Tidak terlalu memusingkan kepentingan kita sendiri saja. Rela dan mau mengulurkan tangan untuk membantu orang lain yang sedang kesulitan dengan ikhlas, tanpa menghitung-hitung untung dan ruginya. Niscaya bencana non alam ini dapat kita lalui bersama. Apakah kita sudah melakukannya? (jey ~ renungan singkat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar